[Pharmonday] Mengenal Obat Batuk

cats

credit: here, here, here, and here

Bismillahirrahmaanirrahiim

Sejauh pengamatan saya, jenis obat yang cukup sukses diperkenalkan secara detail kepada masyarakat melalui iklan adalah obat batuk. Melalui iklan yang cukup edukatif, masyarakat diberitahu bahwa untuk mengatasi keluhan batuk yang berbeda, dibutuhkan jenis obat yang berbeda. Hal ini seiring dengan tren produsen obat batuk yang awalnya hanya memproduksi satu obat untuk menumpas segala jenis batuk, kini hadir dengan berbagai varian, sesuai dengan jenis batuk. Misalnya batuk berdahak, batuk kering, dan batuk disertai pilek.

Lho, memangnya untuk jenis batuk yang berbeda, obatnya juga harus beda?

Yap, karena jenis batuk yang berbeda disebabkan oleh faktor yang berbeda, sehingga membutuhkan jenis obat yang berbeda pula. Batuk kering, misalnya, dapat disebabkan oleh rangsangan iritan dari luar tubuh, misalnya debu dan asap. Batuk jenis ini seringkali mengganggu, terutama saat beristirahat di malam hari. Karena itu, untuk meredakannya, dibutuhkan obat yang bekerja dengan menekan refleks batuk. Istilah lainnya adalah antitusif. Berbeda halnya dengan batuk produktif, yang disertai dengan produksi dahak yang meningkat. Untuk meredakannya, diperlukan obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak (ekspektoran) dan/atau obat yang dapat mengencerkan dahak (mukolitik). Adakalanya ekspektoran dan mukolitik ini digabung dalam satu jenis sediaan obat.

Apa bahayanya bila obat yang salah diberikan untuk mengatasi jenis batuk yang salah?

Bila seseorang menderita batuk berdahak, kemudian menggunakan obat untuk batuk kering, akibatnya adalah dahak yang harusnya keluar akan tertahan dalam saluran napas. Saluran napas akan tersumbat, dan yang lebih buruknya lagi, bakteri yang terkandung dalam dahak yang seharusnya dikeluarkan juga akan tertahan, sehingga memperburuk penyakitnya.

Pada seseorang yang menderita batuk kering, pemberian obat batuk berdahak tidak akan mengatasi keluhannya. Alasannya adalah obat batuk berdahak hanya mampu mengencerkan dan/atau mempermudah keluarnya dahak, bukan menekan pusat batuk.

Yuk, kenali obat batuk yang kita gunakan!

1) Antitusif

Obat ini bekerja dengan menekan refleks batuk, sehingga keluhan batuk yang biasanya terasa mengganggu, kering, dan kadang terasa sakit di tenggorokan menjadi berkurang. Contoh obatnya antara lain kodein dan dekstrometorfan.

Kodein merupakan salah satu narkotika, yang selain menekan batuk juga memberikan efek antinyeri dan menyebabkan kecanduan. Karena itulah, obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter dan penyerahannya kepada pasien harus diawasi ketat.

Sementara itu, dekstrometorfan merupakan obat golongan bebas terbatas pada awalnya, tetapi kerap disalahgunakan oleh para remaja untuk menyebabkan efek halusinasi. Karena itu, sediaan obat yang mengandung dekstrometorfan tunggal tidak boleh lagi beredar.

2) Ekspektoran

Seringkali kala batuk berdahak, kita sulit untuk mengeluarkannya karena jumlahnya yang sedikit, sehingga tidak mampu mendesak saluran napas untuk mengeluarkannya. Nah, obat ini bekerja dengan meningkatkan volume dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan. Contoh obat ekspektoran antara lain gliseril guaiakolat, guaifenesin, dan amonium klorida.

3) Mukolitik

Kadang batuk yang kita alami disertai dahak yang kental, sehingga sulit dikeluarkan, juga menimbulkan bunyi yang tidak nyaman didengar. Untuk meredakannya, diperlukan obat yang dapat mengencerkan dahak. Sehingga dari yang sesulit mengeluarkan susu kental manis dari dalam kaleng menjadi semudah menuangkan sirup squash dari dalam botol. Contoh obatnya adalah bromheksin, ambroksol, n-asetil sistein, dan erdostein.

Selain obat-obat dengan kerja yang spesifik, sediaan obat batuk juga ada yang ditujukan untuk menyapu habis semua gejala. Misalnya pada sediaan obat batuk-pilek, umumnya selain mengandung antitusif dan/atau ekspektoran, juga mengandung senyawa yang dapat meredakan hidung tersumbat (dekongestan) dan/atau antihistamin (antialergi), sesuai dengan keluhan hidung gatal dan tersumbat akibat pilek. Sayangnya, pemberian obat yang semacam ini tidak sepenuhnya tepat. Pertama, karena menggabungkan antitusif dan ekspektoran yang kerjanya berlawanan. Kedua, karena antihistamin dapat menyebabkan dahak menjadi sulit dikeluarkan.

Apakah batuk harus selalu diobati?

Selagi tidak mengganggu, batuk tidak harus diobati karena batuk merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan kuman penyebab infeksi dari dalam tubuh. Untuk membantu meredakan batuk, perbanyak minum air hangat dan istirahat, serta kurangi paparan terhadap udara berpolusi karena dapat menyebabkan iritasi saluran napas ataupun udara ber-AC yang kelembapannya rendah.

Tidak semua batuk dapat diatasi dengan obat bebas

Batuk seringkali merupakan gejala dari penyakit lain seperti infeksi saluran napas (misalnya TB, pneumonia, bronkitis), penyakit saluran cerna, dan penyakit lainnya. Untuk mengobati penyakit-penyakit ini, tidak cukup dengan hanya mengobati batuknya saja, tetapi penyebab penyakitnya juga harus diobati. Misalnya, bila terjadi akibat infeksi bakteri, diperlukan antibiotik. Karena itu, bila batuk tidak kunjung reda meskipun sudah minum obat, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Semoga bermanfaat.

Sebagai hiburan, silakan putar video di bawah ini.

 

P.S. Iklan di atas hanya sebagai ilustrasi, bukan untuk tujuan advertising.

 

Referensi:

Corelli, R.L. Therapeutic & Toxic Potential of Over the Counter Agents. dalam Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J. Basic and Clinical Pharmacology (12th ed.). New York: McGraw-Hill.

Coughs Home Treatment. http://www.webmd.com/cold-and-flu/tc/coughs-home-treatment

Cough Medicine and Cough Syrups. http://www.webmd.com/cold-and-flu/cold-guide/cough-syrup-cough-medicine

Cough Topics Overview. http://www.webmd.com/cold-and-flu/tc/coughs-topic-overview

Kenali Batuk dan Obatnya. http://zulliesikawati.wordpress.com/2008/11/22/kenali-batuk-dan-obatnya

22 thoughts on “[Pharmonday] Mengenal Obat Batuk

Add yours

  1. Postingan yang bagus Mi. Aku juga belajar hal ini dari ibu dan adik2ku yang semuanya adalah dokter hahaha. Jadi akrab bgt dari kecil dengan istilah2 di atas, sampai hapal sama kombo obat batuk ampuh mereka karena keseringan diomongin untuk berbagai tipe batuk yg berbeda hahaha. Pharmonday ini pasti berguna buat banyak orang deh.

    Like

  2. Wow, penyakit saluran cerna juga bisa menyebabkan batuk? Jadi bukan cuma gangguan saluran pernapasan saja, ya. Tapi memang benar, sih, paling bagus kalau penyakit influenza itu banyak minum dan banyak istirahat. Obat batuk dan pilek itu, karena sifatnya simptomatik, tidak menghilangkan penyebab sakitnya, sehingga baru diberikan kalau gejalanya sudah sangat mengganggu dan tidak tertahankan, ya.
    Sip, hal baru yang saya pelajari hari ini. Terima kasih :)).

    Like

    1. Iya, Bli. Aku juga baru tahu soal itu, biasanya kan penyakit saluran napas :).
      Betul sekali, karena pengobatannya hanya bertujuan untuk meredakan gejala.
      Sama-sama, Bli Gara 🙂

      Liked by 1 person

    2. Saya pernah mengalami batuk karena penyakit saluran cerna (maag). Karena asam lambung naik sampai ke kerongkongan atas sehingga merangsang batuk. Petama diobati dengan obat batuk, gak sembuh. Setelah diobati dengan obat lambung, batuknya langsung berhenti.

      Liked by 2 people

      1. Mungkin itu sebabnya aku batuk trus mual kalau lagi nervous mau ujian ya? Syukurlah dapat penanganan yang tepat 🙂

        Like

  3. Woww..musti dicatet karena istilahnya susah banget diinget dan diucapkan hahaha Pernah baca juga yg memang hrs lbh hati2 kalo ngasi obat batuk. Ada yg memang hrs minum obat, ada pula yg cukup istrht dan bnyk minum.
    Aaaah..banyak2in postingan pharmonday-nya ya Mbak Amii 🙂 I’m following! haha

    Like

    1. Makasih, Mbak Ziza. Iya, Mbak, mungkin karena alternatif obat batuk kering itu terbatas, jadi masih banyak yang menggunakan dextro, biarpun dalam bentuk campuran :). Kalau isinya dextro tok baru nggak boleh beredar, setahuku sih begitu, Mbak.

      Liked by 1 person

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑