Tentang Kaki

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Beberapa hal yang terjadi belakangan ini membuat saya teringat dengan kaki.

Kaki yang letaknya di bawah, mungkin kerap tidak diperhatikan. Bentuknya sederhana, mungkin tak seelok wajah. Lama-lama memandangnya mungkin membuat kita jemu. Aromanya mungkin tak sewangi kembang, tak semerbak bagai parfum kelas dunia. Malah mungkin tak enak untuk dihidu.

Namun, terlepas dari hal-hal tersebut, kaki justru memegang peranan penting. Tak tanggung-tanggung, menopang bobot tubuh yang berlipat-lipat dibanding beratnya sendiri. Membawa tas punggung berisi beberapa buku aja mungkin kita sudah mengeluh, tetapi kaki tak pernah sekalipun mengeluh. Tidak hanya itu, kaki juga rela berada di bawah, menapaki apa saja. Jalanan yang kasar, lantai keramik yang basah dan licin, serpihan beling yang hampir tak terlihat, bahkan tanah berlumpur. Hingga mungkin kaki akan kasar, basah, kotor, atau terluka. Kita mungkin akan mengaduh sesaat, mengeluh sejenak, tetapi kaki diam saja, menunggu hingga kita membersihkannya, mengobati luka-lukanya.

Kita mungkin tak sadar hingga sesuatu terjadi pada kaki kita. Bisa jadi sesuatu yang remeh, hingga sesuatu yang besar. Tahu-tahu kaki kita tidak berfungsi seperti biasanya, tidak senyaman yang seharusnya. Saat kita sadar, butuh waktu untuk menunggunya pulih dan kembali normal.

Fabiayyi aala irabbikuma tukadzdziban…

9 thoughts on “Tentang Kaki

Add yours

  1. Kadang kita memang baru menghargai sesuatu setelah hilang/tiadanya ia, ya. Namanya penyesalan memang akan selalu datang belakangan, kalau datang di awal, entah apa namanya. Tapi penyesalan yang datang di awal adalah sesuatu yang sangat berharga karena dengannya kita bisa mencegah sesuatu yang buruk :)).

    Liked by 1 person

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑