Setelah bersabar menunggu hingga pandemi mulai reda dan bioskop boleh dibuka, film Ranah 3 Warna yang disutradarai Guntur Soeharjanto ini akhirnya rilis juga pada 30 Juni lalu. Sebagai penikmat novel-novel A. Fuadi, saya sudah meniatkan untuk menonton film ini sejak teaser-teasernya mewarnai timeline IG saya. Akhirnya, baru pada 26 Juli siang kemarin niat saya menemukan jalannya. Di bioskop CGV Raya Padang yang hanya sepelemparan batu dari kosan, saya membeli tiket menonton untuk jam penayangan 14.35 WIB. Poster film Ranah 3 Warna, yang menampilkan tiga pemeran utamanya: Alif, Randai, dan Raisa, masih menghiasi dinding depan gedung bioskop di bawah tulisan Now Showing.
Continue reading “Menonton Ranah 3 Warna di Ranah Minang”Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini [2020]
Sabtu lalu, saya menyempatkan diri untuk menonton film yang diangkat dari buku berjudul sama ini. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) mengisahkan kehidupan keluarga Narendra dengan tiga anak: Angkasa, Aurora, dan Awan. Angkasa anak tertua, Aurora anak tengah, dan Awan anak bungsu. Masing-masing punya karakteristik yang berbeda, ditambah lagi dengan karakter orang tua yang berbeda dan perjuangan hidup yang berbeda pula. Kurang lebih dari sanalah perguliran kisah dalam film ini dimulai. Saya tidak membahas film ini secara detail, tetapi hanya akan berfokus pada kesan yang saya tangkap secara pribadi saja.
Continue reading “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini [2020]”
Our Shining Days (2017)
Masa muda yang penuh semangat, kehidupan sekolah, dan perjuangan meraih mimpi-mimpi yang terasa mustahil? Apa lagi yang Anda butuhkan untuk sebuah film remaja yang segar? Bagaimana dengan pertarungan musik tradisional versus musik klasik Barat?
Awakenings (1990)
Bagaimana rasanya menjadi terjaga kembali setelah sekian lama ‘tertidur’? Bagaimana rasanya jika Anda membuka mata, bernapas, makan, dan bertambah tua, tetapi Anda sama sekali tidak menyadarinya?
The Man Who Knew Infinity (2015)
Apa yang Anda pikirkan tentang Matematika? Sulit, rumit, tak dapat dipahami oleh sembarang orang. Lalu, apa yang Anda pikirkan tentang seorang matematikus? Barangkali seseorang dengan bahasa yang sulit dipahami dan enggan membaur, sedikit egosentris. Bagaimana jika bayangan Anda tentang keduanya adalah salah?