[Review] Rencana Besar

rencana besar 

Judul                 : Rencana Besar

Pengarang         : Tsugaeda

Penerbit            : Bentang Pustaka

Cetakan            : Pertama, Agustus 2013

Jumlah halaman : 384 halaman

Sinopsis:

Makarim Ghanim, seorang founder lembaga konsultan Makarim G. and Co., diminta oleh Agung Suditama, Wakil Direktur Universal Bank of Indonesia, untuk mengungkap pelaku dibalik lenyapnya uang senilai 17 miliar rupiah dari bank tersebut. Pria tersebut tidak diminta untuk bertindak bak detektif swasta heroik, tugasnya hanyalah memilih salah satu dari tiga orang yang dicurigai, yaitu Rifad Akbar, Amanda Suseno, dan Reza Ramaditya. Ketiganya merupakan pegawai dengan posisi yang cukup lumayan serta diduga memiliki motif yang kuat untuk melakukan tindak penipuan itu. Penyelidikan yang dilakukan oleh Makarim pelan-pelan membawanya pada suatu kesimpulan, yang kemudian baru ia sadari, terlalu mudah untuk ia dapatkan.

Namun, diskusinya dengan seseorang menyibak tirai yang menyelubungi pikirannya dengan cepat. Makarim pun, tanpa sadar terhanyut dalam pergerakan mereka, hingga melewati batas yang telah ditegaskan oleh Agus, sang klien. Tak puas hanya dengan memilih salah satu dari tiga pelaku, pria ini pun ingin menyelami apa yang sebenarnya terjadi dalam Universal Bank of Indonesia hingga memicu sang pelaku untuk melakukan skandal fraud seperti ini.

Karena ternyata, kasusnya tidak sesederhana yang ia duga. Banyak kepentingan yang terlibat, dimana masing-masingnya memanfaatkan kasus ini untuk mewujudkan suatu rencana besar. Rencana besar apa yang dimaksud? Silakan baca sendiri untuk mengetahui jawabannya.

*****

Malam ini, pukul 22.00 tepat, novel ini selesai saya baca. Rasanya cukup puas bisa menikmati petualangan Makarim dalam kasus yang ditanganinya, yang juga menyeretnya dalam suatu rencana besar yang telah dipersiapkan sejak lama. Bertemu dengan tokoh-tokoh yang menarik serta berambisi untuk mewujudkan tujuan. Makarim, sang tokoh utama dalam cerita ini, digambarkan sebagai pria penuh perhitungan, yang malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri karena tidak mampu mengambil keputusan. Lalu, Agus, teman lama Makarim, yang menurutnya brengsek dan suka pamer. Susi, sang mantan istri yang beberapa kali melontarkan kalimat sinis, membuat hubungan antara mereka terasa canggung. Juga Ayu, putrinya yang lebih memilih untuk tinggal bersama ibunya ketimbang dirinya, membuatnya merasa gagal sebagai seorang bapak. Tidak lupa, Rifad, Amanda, dan Reza, tiga pegawai muda UBI yang cerdas dengan cara mereka masing-masing, serta menjadi poros yang menarik ulur Makarim dalam penyelidikannya. Dan Ayumi, seseorang yang ternyata memiliki hubungan dengan kasus ini.

Kekuatan cerita ini, menurut saya, terletak pada karakter-karakternya. Semuanya digambarkan dengan kuat dan memiliki perbedaan yang jelas satu sama lainnya. Makarim, meski bukan berprofesi sebagai detektif, tetapi mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan caranya sendiri. Menarik juga untuk menyimak dialog-dialog yang ia ungkapkan untuk menggali informasi dari Rifad, Amanda, dan Reza, juga orang-orang di sekitar mereka. Reza, pemikir yang tersesat di dalam labirin bisnis perbankan, Rifad yang mampu menggaet massa dengan orasinya dan memiliki posisi yang kuat dalam Serikat Pekerja, serta Amanda yang memiliki posisi kuat di UBI dengan kerja kerasnya. Ketiganya terlihat realistis meskipun mereka sama sekali bukan sekadar ‘pegawai biasa’.

Lalu, plotnya diceritakan dengan rapi, detail, serta ada twist yang tak terduga di akhir cerita. Hal-hal kecil seperti ‘Gelang Tekad’ pun sebenarnya ditampilkan dengan maksud tersendiri, bukan sebagai atribut yang menumpang lewat. Sejauh ini, juga tidak saya temukan plothole yang berarti, menandakan cerita ini dipersiapkan dengan baik dan matang. Saya pun tidak menyangka novel ini akan berakhir seperti itu, meskipun beberapa misteri yang tersebar pada bagian-bagian sebelumnya dapat saya terka jawabannya. Penyelesaian cerita ini menurut saya agak terlalu heroik, seperti di film-film luar negeri, tetapi di sisi lain, seimbang dengan ‘gila’nya masalah yang bercokol di dalam UBI.

Informasi mengenai Universal Bank of Indonesia, serta istilah-istilah keuangan yang sama sekali asing bagi saya, yang dalam novel ini dijelaskan dengan baik. Tentunya, saya yang hanya orang awam tidak akan mampu memahaminya seperti professional yang berkecimpung di bidang tersebut. Namun, cukup untuk dapat memahami cerita ini tanpa mengerutkan dahi.

Hanya saja, bagian-bagian awal terkesan lambat. Sulit bagi saya untuk langsung tertarik pada tokoh utama dan konflik yang ditawarkan. Mulai bab 4, barulah saya menemukan ketertarikan itu. Di samping itu, narasi dalam novel ini terasa agak hambar dan kurang luwes, terutama pada adegan antar tokoh. Meskipun demikian, semakin lama, saya merasakan ceritanya semakin mengalir bebas. Apalagi dibantu dengan dialog yang pas dan natural. Terdapat juga beberapa kalimat yang kurang sreg untuk dibaca dan sebenarnya masih bisa dirombak sedikit agar lebih menarik dan mudah dipahami. Untungnya, saya tidak menemukan typo selama membaca novel ini.

Kisah yang sangat menarik dan menegangkan. Saya rekomendasikan buku ini jika Anda menggemari cerita misteri dengan setting Indonesia dan premis yang tak biasa.

Selamat membaca!

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑